Kediri-Ratusan umat Hindu di wilayah Kediri Raya mengikuti upacara Melasti di pesisir Sungai Brantas, tepatnya di area parkir Taman Brantas, tepatnya 100 meter sebelah utara Jembatan Brawijaya, Kelurahan Pocanan Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu pagi, (9/3/2024)
Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyambut puncak Hari Raya Nyepi 2024 yang jatuh pada Senin ( 11/3/2024) meski puncaknya yakni Upacara Tawur Agung Kesanga di Kota Kediri akan dilaksanakan besok, Minggu, (10/3/2024) di Pura yang letaknya ada di depan Museum Erlangga komplek Taman Sekartaji Kelurahan Mojoroto Kota Kediri.
Ni Made Susilawati, Ketua Parasida Hindu Dharma (PHDI) Kota Kediri menerangkan setiap perhelatan Melasti sebelumnya diawali pagi dengan ritual Kuningan.
“Kita diawali dengan upacara Kuningan sejak pagi dilanjutkan dengan Melasti ini di pinggir Sungai Brantas, “terangnya.
Lalu kenapa harus dilaksanakan di Sungai Brantas?, buru-buru Ni Made Susilawati menjawab jika setiap tahunnya Upacara Melasti dilakukan di Taman Brantas yang keberadaannya persis di sisi timur aliran Sungai Brantas.
“Setiap tahunnya kita mengadakan upacara Melasti diadakan di sini, “lanjutnya.
Sementara, Sungai Brantas dianggapnya sungai yang alirannya menuju ke laut.
“Meski Kediri ini tidak ada Laut, tetapi Sungai Brantas sudah mewakili karena yang terpenting mengalir ke laut, “tandasnya.
Dilain itu, Melasti sendiri, Ni Made Susilowati mengatakan upacara ini diawali dengan sembahyang dan doa bersama ratusan umat Hindu Kediri di area parkir Taman Brantas . Para umat Hindu ini juga membawa sesajen berupa hasil bumi dan ternak sebagai seserahan terhadap semesta.
“Makna Melasti ini untuk pembersihan diri atau pembersihan ketidak benaran baik dari pikiran, perkataan maupun perbuatan yang kurang baik,” katanya.
Selain membersihkan diri, Melasti juga bermakna pembersihan alam dan memperbaiki kerusakan-kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia selama ini.
“Mereka memanjatkan doa dan melakukan ritual terhadap semesta agar kembali suci dengan berbenah diri,”imbuhnya.
Sehingga dari dua hal dalam Melasti tersebut menurut Ni Made Susilawati akan timbul harmoni diantara keduanya.
Termasuk kedamain dan keharmonian masyarakat Kediri setelah melewati masa pesta demokrasi yang berakhir tenang serta damai.
“Kami selalu mendoakan kedamaian, ketenangan dan ketentraman untuk warga Kediri, “pintanya.
Seuai berdoa bersama, mereka menggelar kirab sesajen hasil bumi sembari membawa peralatan sembahyang untuk disucikan di Sungai Brantas. Kirab dilakukan berjalan kaki sejauh kurang lebih 15 meter dari area parkir Taman Brantas menuju bibir sungai.
Dalam iring-iringan tersebut gunungan dan singgasana sebagai alat sembahyang dibawa ke tepian sungai untuk dibersihkan.
“Tradisi ini dilakukan dengan maksud menyucikan diri dan seluruh peralatan sembahyang atau Pratim,”jelas Ni Made Susilawati.
Sedangkan prosesi Pelarungan ini maknanya, disampaikan Dia, untuk disucikan.
“Kita mengambil dari tirta suci (air sungai) untuk mensucikan singgasana,”paparnya.
Terkait perbedaan dari pelaksanaan Melasti tahun lalu, tahun 2024 ini Melasti tidak semeriah tahun lalu. Karena menurutnya uforia atau semangat berlebih pada tahun 2023 yang lalu akibat usainya masa pandemi covid 19. Dan kali ini juga banyak umat Hindu yang melaksanakannya di Bali.(Hamzah)