Surabaya-Surya Mataraman – Melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat sebanyak 2.526 orang terinfeksi virus HIV/AIDS pada 2021.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Kota Surabaya menjadi daerah dengan jumlah kasus penderita HIV/AIDS tertinggi, yakni 323 orang.
Kemudian disusul Banyuwangi dengan 186 penderita dan Jember 174 penderita. Adapun Kabupaten Pacitan menjadi daerah terendah dengan lima penderita.
Kepala Dinkes Jatim Dr Erwin Ashta Triyono mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka HIV/AIDS di Jawa Timur.
Salah satunya memperluas layanan testing HIV dan perawatan dukungan pengobatan (PDP) di 38 kabupaten/kota di Jatim.
“Upaya yang perlu kita lakukan adalah memperluas cakupan pelayanan kesehatan, meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu,” kata Erwin di Surabaya, Kamis (1/12/2022).
Tak hanya itu, pelayanan pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS akan diperkuat dengan inovasi dan sinergi dari segenap pemangku kepentingan.
Dinkes Jatim, kata Erwin, sudah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.
Di antaranya, melakukan sosialisasi tentang program HIV-AIDS ke seluruh lapisan masyarakat hingga sosialisasi Perda dan Pergub Jatim tentang HIV kepada seluruh stakeholder terkait.
“Mari kita lakukan pencegahan dan bagi yang telah terinfeksi rajinlah untuk mengakses layanan dan semua pihak seyogyanya menciptakan iklim yang kondusif untuk tercapainya tujuan akhiri AIDS,” ucap dia.
Erwin menyampaikan, masyarakat yang sudah terinfeksi HIV/AIDS berhak mendapatkan layanan secara komprehensif bebas stigma dan diskriminasi.
“Layanan tersebut tidak hanya kesehatan,” kata dia.
Oleh karena itu, masyarakat yang diduga memiliki risiko terjangkit HIV/AIDS diminta segera periksa di puskesmas atau rumah sakit.
Menurut Erwin, prinsip penularan penyakit HIV/AIDS hanya ada dua, yakni melalui seks berisiko dan narkoba suntik. Agar bisa terhindar dari penyakit mematikan itu, Erwin menganjurkan masyarakat untuk menghindari dua risiko tersebut
Ia juga berpesan agar masyarakat tidak mendiskriminasi pasien HIV/AIDS. Pasien HIV harus terbebas dari stigma dan diskriminasi.
“Hindari pemahaman lama (HIV/AIDS) adalah penyakit menakutkan. Virus ini sudah ada obatnya yaitu ARV,” tutur dia.(haz)